3 Cara Alami Memperbesar Payudara Tanpa Suntik Filler

Ada cara alami yang bisa dilakukan untuk memperbesar payudara, salah satunya dengan olahraga. Berikut ini adalah gerakan yang dapat membuat payudara terlihat lebih besar dan kencang, dikutip dari Times of India.

1. Push-up

Gerakan push-up ternyata tidak hanya bagus untuk trisep atau otot bisep, tetapi juga dapat membantu memperkuat otot dada yang terletak di bawah payudara.

Gerakan ini bisa diaplikasikan dimulai dengan melakukan 2 hingga 3 set per 10 kali push-up dalam sehari. Setelah itu, perlahan-lahan porsinya dapat ditingkatkan sehingga tubuh akan terbiasa dengan latihan tersebut.

2. Crunches

Gerakan crunches sebenarnya seperti melakukan sit-up, ia berfokus pada pemangkasan lemak perut dan memperkuatnya. Setelah perut mejadi kencang, gerakan ini akan memperkuat otot payudara sehingga payudara akan menjadi lebih berisi daripada sebelumnya.

Gerakan ini dilakukan dengan posisi berbaring terlentang, lalu lutut ditekuk dengan kaki rata di permukaan lantai. Posisikan tangan di bawah kepala, selanjutnya angkat bahu dan punggung atas menjauh dari lantai.

3. Latihan menggunakan dumbel

Gerakan ini dapat memperkuat jaringan payudara dan juga memperkuat otot dada. Hal yang harus diperhatikan dari gerakan ini adalah berat dari dumbel yang perlu diangkat. Pilihlah dumbel yang sesuai kapasitas diri, jangan pilih yang terlalu berat untuk diangkat.

Gerakan ini dapat dilakukan dengan berbaring di bangku dengan kedua tangan masing-masing memegang dumbel. Perhatikan bagian kaki, ia harus diletakkan dengan kuat di lantai. Dorong dumbel ke atas sehingga lengan berada tepat di atas bahu lalu kembalikan dumbel setinggi bahu.

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja

Media merupakan salah satu bentuk komunikasi publik yang menyediakan berbagai informasi maupun hiburan. Media dapat berupa video, audio, maupun media cetak. Pada saat ini, penggunaan media sosial umumnya dilakukan oleh anak maupun remaja.


Dalam lima tahun terakhir, data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dalam penggunaan media sosial di kalangan remaja dan anak periode akhir (usia 10 - 12 tahun). Persentase menunjukkan sebanyak 22% remaja log in ke media sosial favoritnya sebanyak sepuluh kali dalam sehari. Lebih dari setengahnya melakukan log in ke media sosial sebanyak lebih dari satu kali dalam sehari. Selain itu, sebanyak 75% remaja memiliki handphone, yang mana 25% menggunakan handphone untuk mengakses media sosial, 54% menggunakan handphone untuk mengirim sms, dan 24% menggunakan handphone untuk mengirim pesan singkat via whatsapp maupun aplikasi lain.

Dalam prosesnya, penggunaan media sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif media sosial di antaranya sebagai berikut:

  1. Sosialisasi dan Komunikasi
Dengan adanya media sosial, kita mudah terhubung dengan teman dan keluarga, mudah menemukan teman baru dan berbagai foto, serta mudah bertukar ide. Penggunaan media sosial juga dapat memberikan manfaat yang lebih luas yaitu memperdalam pandangan remaja dalam menilai diri, komunitas, maupun dunia, seperti:
  • Media sosial memberikan peluang bagi masyarakat ataupun komunitas untuk terlibat lebih jauh. Misalnya mengumpulkan sumbangan untuk acara amal atau menjadi sukarelawan di berbagai kegiatan.
  • Meningkatkan kreativitas dengan cara mengembangkan atau saling bertukar karya.
  • Mengembangkan ide-ide yang didapatkan dari blog, podcasts, video, maupun game.
  • Memperluas relasi secara online dengan saling berbagi ketertarikan dalam hal yang sama kepada orang lain yang memiliki latar belakang beragam.
  • Mengembangkan identitas individual dan keterampilan sosial yang unik.
  1. Kesempatan Belajar yang Meningkat
Pada remaja penggunaan media sosial juga digunakan untuk terhubung dengan temannya yang lain dalam mengerjakan tugas ataupun tugas kelompok. Misalnya: siswa berdiskusi dan bertukar ide di luar kelas dengan menggunakan facebook atau media sosial lain. Selain itu, beberapa sekolah memanfaatkan blog sebagai media pengajaran kepada anak. Hal ini memberikan manfaat lain yaitu mengasah kreativitas dan keterampilan anak dalam menuangkan bahasa secara tertulis.

  1. Mudah Mengakses Informasi Mengenai Kesehatan Diri
Penggunaan media sosial memberikan kemudahan bagi remaja untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan terkait dengan kesehatan diri. Telah tersedia berbagai sumber informasi atau topik yang menarik, seperti penyakit infeksi menular seksual, cara menanggulangi stres, tanda-tanda seseorang mengalami depresi, dan hal-hal lainnya.

Apakah anak moms dan dads termasuk anak yang sering menggunakan media sosial? Apakah si kecil mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya terkena dampak negatif penggunaan media sosial? Jika ya, segera konsultasikan masalah ini kepada ahli terdekat atau bisa juga parents datang langsung ke d' Fun Station untuk berkonsultasi dengan ahli yang ada di sana.

Daftar Rujukan
Hall, Sharon T. 2008. Raising Kids in the 21st Century. West Sussex : Blackwell Publishing.
O’Keeffe, Gwenn Schurgin., Pearson, Kathleen Clarke. 2011. The Impact of Social Media on Children, Adolescents, and Families. Journal of the American Academy of Pediatrics 2011;127;800.

Dampak Negatif Media Sosial pada Anak dan Remaja

Meskipun penggunaan media sosial memberi dampak positif, perkembangan media sosial ternyata juga dapat memberikan dampak negatif. Anak maupun remaja memiliki keterbatasan untuk melakukan regulasi diri. Mereka juga rentan mendapatkan tekanan dari teman sebaya sehingga mereka memiliki resiko tinggi terpapar dampak negatif dari penggunaan media sosial. Penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa resiko yang mungkin didapatkan seperti terpaparnya konten pornografi atau konten negatif lain dan kurangnya pemahaman mengenai isu privasi. Adapun dampak negatif lainnya di antaranya sebagai berikut:

  1. Cyberbullying dan Kekerasan
Cyberbullying merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membuat malu dan mengintimidasi seseorang dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi yang tidak tepat. Cyberbullying banyak terjadi dan menimpa anak dan remaja yang menggunakan media sosial. Jika hal ini menimpa seseorang maka orang akan terkena dampak negatif seperti depresi, kecemasan, merasa terisolasi, dan yang paling buruk adalah membuat seseorang melakukan bunuh diri.

  1. Sexting
Sexting dapat diartikan sebagai kegiatan mengirim, menerima, atau meneruskan pesan, foto, dan gambar yang mengandung konten seksual melalui handphone, komputer, atau alat digital lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 20% remaja pernah mengirimkan atau memposting foto maupun video dirinya tanpa berbusana atau setengah berbusana.

  1. Facebook Depression
Peneliti telah menemukan suatu fenomena baru yang dinamakan facebook depression. Hal ini merupakan depresi yang muncul dan berkembang di kalangan remaja dan anak yang banyak menghabiskan waktu dengan bermain media sosial, seperti facebook. Gejala ini mulai ditunjukan dengan kemunculan simptom-simptom depresi. Penerimaan dari sosial dan interaksi sosial merupakan suatu hal yang penting pada periode remaja. Dengan intensitas penggunaan media sosial yang sering, dapat menjadi faktor pemicu seorang remaja mengalami depresi. Sama seperti depresi yang umumnya terjadi, anak maupun remaja yang mengalami facebook depression beresiko mengalami isolasi sosial dan terkadang beralih ke situs internet yang beresiko menjerumuskan anak untuk menggunakan narkoba, melakukan hubungan seksual, atau perilaku agresif yang dapat melukai diri sendiri.

Apakah anak moms dan dads termasuk anak yang sering menggunakan media sosial? Apakah si kecil mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya terkena dampak negatif penggunaan media sosial? Jika ya, segera konsultasikan masalah ini kepada ahli terdekat atau bisa juga parents datang langsung ke d' Fun Station untuk berkonsultasi dengan ahli yang ada di sana.

Daftar Rujukan
Hall, Sharon T. 2008. Raising Kids in the 21st Century. West Sussex : Blackwell Publishing.
O’Keeffe, Gwenn Schurgin., Pearson, Kathleen Clarke. 2011. The Impact of Social Media on Children, Adolescents, and Families. Journal of the American Academy of Pediatrics 2011;127;800.

Ciri-ciri pubertas anak laki-laki dan perempuan

Pubertas adalah periode kematangan fisik yang cepat mencakup perubahan tubuh dan hormon (Santrock, 2007). Perubahan yang terjadi berlangsung secara signifikan, alami, dan sehat dan hal ini merupakan tanda bahwa anak telah berpindah fase dari masa kanak-kanak menuju remaja. Lalu seperti apakah pubertas pada anak itu? Simak penjelasannya di bawah ini.


Pubertas terjadi akibat adanya pelepasan hormon yang dikendalikan oleh interaksi dari hipotalamus, kelenjar pituitary, dan gonad. Sistem hormon ini bekerja dimulai dari kelenjar pituitary yang mengirim sinyal melalui gonadotropin (hormon yang merangsang testis dan ovarium) ke arah kelenjar yang sesuai untuk membuat hormon tersebut. Kemudian kelenjar pituitary berinteraksi dengan hipotalamus akan mendeteksi kapan tingkat hormon tercapai secara optimal dan menimbulkan reaksi berupa penyesuaian pelepasan gonadotropin. Pelepasan gonadotropin kemudian merangsang testis atau ovarium (Santrock, 2007).

Pubertas Laki-Laki
Berdasarkan Steinberg (2014) pubertas anak laki-laki dapat terjadi sejak usia 6,5 tahun. Anak laki-laki paling telat dalam memasuki masa pubertas pada usia 13,5 tahun. Rentang kematangan fisik anak laki-laki berkisar 2 sampai 5 tahun.

Berikut merupakan ciri-ciri fisik pubertas pada anak laki-laki:
  • Bertumbuhnya testis dan kantung skrotum pada usia 10 - 13,5 tahun
  • Bertumbuhnya rambut kemaluan pada usia 10 - 15 tahun
  • Pertumbuhan badan pada usia 10,5 - 16 tahun
  • Bertumbuhnya penis pada usia 11 - 14,5 tahun
  • Berubahnya suara (pertumbuhan laring) sekitar waktu bertumbuhnya penis
  • Bertumbuhnya rambut pada wajah dan ketiak sekitar dua tahun setelah rambut kemaluan tumbuh
  • Mulai ada kelenjar penghasil minyak, keringat, serta jerawat sekitar waktu yang sama ketika rambut ketiak tumbuh
Pubertas Perempuan
Steinberg (2014) mengatakan bahwa masa pubertas dapat terjadi sejak usia 5 tahun pada anak perempuan dengan usia yang paling telat dalam memasuki masa pubertas yaitu 13 tahun. Pada anak perempuan, rentang antara tanda-tanda pertama pubertas dan kematangan fisik bisa terjadi hanya dalam kurun waktu 1 tahun atau bahkan selama 6 tahun.

Ciri-ciri fisik pubertas pada anak perempuan yaitu:
  • Bertumbuhnya payudara pada usia 7 - 13 tahun
  • Bertumbuhnya rambut kemaluan pada usia 7 - 14 tahun
  • Pertumbuhan badan pada usia 9,5 -14,5 tahun
  • Menstruasi pada usia 10 – 16,5 tahun
  • Bertumbuhnya rambut ketiak sekitar 2 tahun setelah tumbuh rambut kemaluan
  • Mulai ada kelenjar penghasil minyak dan keringat sekitar waktu yang sama ketika rambut ketiak tumbuh
Pubertas merupakan masa perubahan besar yang ada di dalam dan luar tubuh anak. Penting untuk diketahui bahwa masa pubertas pasti akan terjadi oleh setiap anak yang memasuki usia remaja. Perubahan fisik yang terjadi ketika pubertas bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan oleh anak. Namun jika hal itu dirasa mengganggu psikologi si kecil dan Moms kebingungan bagaimana harus menghadapinya, Moms bisa langsung download aplikasi d’ Fun Station di smartphone Moms dan konsultasikan langsung kepada ahlinya.
 
Referensi:
Santrock, John W. (2007). Child Development, eleventh edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Steinberg. (2014). Adolescence, eleventh edition. The McGraw-Hill Education: New York.